Denpasar - Baru-baru ini, kasus penipuan money changer di Bali terhadap wisatawan telah menjadi viral. Tentu saja, ini yang membuat pariwisata Bali tercoreng.
Pada Selasa (8/10) pekan lalu, sebuah acara viral di media sosial. Insiden itu, yang terjadi seorang pemandu wisata bernama Bonik Ingunau, marah pada money changer di Kuta, Bali.
Alasannya, money changer menipu Thomas, seorang turis dari Latvia. Diketahui bahwa Thomas menggunakan layanan wisata Bonik dan meminta bantuan Bonik karena dia merasa ditipu pihak money changer.
Awalnya, Thomas ingin mengganti 300 euro dengan rupiah. money changer juga memberi angka 4,6 juta rupiah. Tetapi begitu Thomas tiba di penginapan dan menghitung ulang uangnya, jumlahnya hanya 2,6 juta rupiah.
Saat itu, Thomas menelepon Bonik dan meminta bantuan. lalu Bonik pergi ke money changer dan meminta mengembalikan uang Thomas, yang akhirnya ditambahkan sisanya ke rupiah.
Melalui kejadian ini, banyak media internasional menyoroti pariwisata di Bali. Alasannya, money changer menipu adalah penipuan terhadap turis asing.
Para media Australia contohnya : News Australia, media Australia, telah meluncurkan artikel berjudul " (10 Trik Paling Umum untuk Dihindari Saat Berlibur di Bali)." Ini berisi 10 trik yang sering terjadi di Bali.
Beberapa di antaranya termasuk penipuan money changer, harga taksi, dan pijat tradisional. Tentu saja dalam penipuan, wisatawan akan tertipu dan diperas uangnya.
Dengan adanya wawancara Baru-baru ini dengan Ketua Dewan Pariwisata Bali Ida Bagus Partha Adeniana menyatakan penyesalannya atas penipuan mata uang Bali yang viral. Menurutnya, hal itu tentu saja dapat membuat reputasi pariwisata Bali terdistorsi.
"Di dunia hospitality dan honesty, pariwisata adalah kunci keberhasilan pariwisata selain dari keamanan. Karena itu, semua komponen pariwisata harus melaksanakan segala kewajibannya," jelasnya.
Semoga nanti, tidak akan ada lagi penipuan selain money changer dan lainnya di Bali, serta di daerah lain di Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar