Pembangunan Pusat Informasi Pariwisata, Pemerintah Siapkan Dana Sebesar Rp11,7 Triliun

Senin, 07 Oktober 2019

Tourist Information Center (TIC) adalah fasilitas pendukung untuk membantu wisatawan dalam mendapatkan informasi tentang tujuan yang ingin mereka kunjungi. Namun sejauh ini, pembangunan TIC di tempat-tempat wisata masih belum berfungsi optimal.

Ada beberapa alasan di balik ini. Salah satunya adalah memilih lokasi yang tepat untuk membangun TIC itu sendiri. Seperti diketahui, selama ini TIC hanya di gerbang utama wisatawan asing dan domestik, yaitu bandara. Namun, Menteri Pariwisata Arif Yahya mengklaim bahwa TIC di bandara hampir tidak diperlukan.


"Setiap kali saya ingin pergi atau pulang dari daerah itu, saya selalu mampir ke TIC. Tapi para tamu atau wisatawan yang datang ke tempat ini tenang. Padahal, biaya yang dikeluarkan oleh TIC ini banyak," Minbar Arif kata. Saat di temui Reporter kami di Aula Susilo Suederman, Gedung Kementerian Pariwisata, Jakarta Pusat, Jumat, 4 Oktober 2019.

Karena itu, sejak awal masa jabatannya, Manbar Areef Yahya telah meminta agar semua TIC di bandara Indonesia dikonversi menjadi video tron atau lampu LED. Lampu ini akan mencakup video tentang potensi wisata nusantara dari berbagai daerah.

"Dengan mengevaluasi mode LED ini dapat diperoleh di bandara. Tapi saya tidak menyangkal bahwa TIC diperlukan di tujuan wisata, bukan di bandara," jelasnya.

Lebih lanjut, Arief menjelaskan, bahwa pemerintah telah menyiapkan anggaran yang dapat digunakan untuk membangun pusat informasi wisata. Ketika dihitung, totalnya mencapai Rp. 11,7 triliun dibagi dengan dana tambahan senilai Rs. 6,5 triliun dan dana yang ada.
Namun, platform Arif Yahya menyarankan, jika ada tujuan wisata yang telah setuju untuk membangun TIC, ada banyak poin penting untuk dipertimbangkan.

“Terus terang, saya tidak tahu arsitektur, tapi saya yakin TIC tidak bisa berdiri sendiri. Harus ada pendukung seperti toko suvenir, tempat memasak dll.

Saat ini, pemerintah telah melaksanakan pembangunan TIC pertama di Puncak waringin, Labuan Bajo yang dijadwalkan selesai pada akhir 2019.

Arief juga berharap dengan perkembangan itu, wajah kawasan wisata negara akan berubah dan dihiasi dengan perbedaan arsitektur untuk nusantara.

“Sekarang lihat saja, arsitektur nusantara tidak menghiasi negara kita. Ketika datang ke suatu daerah, kita tidak tahu berada dikota mana itu.

0 komentar:

Posting Komentar

 
TRAVEL © 2011 | Designed by Interline Cruises, in collaboration with Interline Discounts, Travel Tips and Movie Tickets